10 Fakta Yang Menarik Di Masjid Agung Sang Cipta Rasa

wisata religi di cirebon masjid agungMasjid Sang Cipta Rasa

Ini merupakan masjid tua sepeninggalan di jaman sunan Gunung Jati sebagai tempat pusat penyebaran agama Islam di Cirebon. Mesjid ini  dibangun pada tahun 1480M. Dan sampai saat ini mesjid ini masih tegak berdiri dengan kokoh serta tiang-tiangnya yang masih asli pada jamannya.

Mesjid ini dinamakan mesjid agung sang cipta rasa cirebon. Artinya yaitu dibangun dan digunakan untuk beribadah kepada yang maha Agung. Lokasi mesjid ini persis di depan komplek Keraton Kasepuhan Cirebon. Bersebelahan dengan Alun Alun Keraton Kasepuhan. Baik Mesjid maupun Alun Alun-nya masih merupakan wilayah territorial Keraton Kasepuhan. Dan ada beberapa banyak fakta menarik yang perlu anda ketahui tentang Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa. 10 fakta yang perlu anda ketahui tentang mesjid sang cipta rasa yaitu di antaranya :

1. Masjid Pakungwati.

Pada awalnya sejarah mesjid agung Sang Cipta Rasa Cirebon di sebut Mesjid Pakungwati. Karena berada di dalam komplek Keraton Pakungwati (kini Keraton Kasepuhan). Pakungwati di ambil dari nama Nyi Mas Pakungwati. Puteri tunggal Pangeran Cakrabuana (Raden Walang Sungsang). Bin Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi / Sri Baduga Maharaja / Jaya Dewata). Nyi Mas Pakungwati adalah pewaris tunggal tahta Keraton Caruban Larang. Oleh ayahanda nya di nikah kan dengan sepupu nya sendiri yang tak lain adalah Sunan Gunung Jati. Kemudian naik tahta sebagai Sultan Pertama Kesultanan Cirebon. Beberapa Sumber sejarah juga menyebut Nyi Mas Pakungwati sebagai penggagas pembangunan mesjid ini. Yang kemudian di wujudkan oleh suami nya.

Baca Juga  Batik Trusmi Cirebon Pusat Grosir Batik

2. Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon di buat oleh para wali.

Mesjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu masjid di pulau Jawa yang di bangun oleh para wali. Di dalam mesjid ini di lokasi mihrab nya terdapat tiga buah batu tegel. Lantai khusus yang dulu nya di pasang oleh masing masing Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Tiga buah tegel tersebut masing masing menyimbolkan Iman, Islam dan Ikhsan. Simbolisasi yang sama dengan tiga susun atap-nya.

3. Di Arsiteki oleh Majapahit.

Adalah Raden Sepat. Yang di utus Raden Fatah Sultan Demak. Untuk turut membantu pembangunan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Raden Sepat adalah seorang mantan Panglima Pasukan Majapahit.

4. Masjid Sembilan pintu. Bangunan utama (asli).

Sejarah Mesjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon memiliki Sembilan Pintu. Yang menyimbolkan Sembilan Wali (Wali Songo) yang turut berkontribusi aktif dalam proses pembangunan nya. Pintu utama nya berada di sisi timur sejajar dengan mihrab. Namun pintu utama ini nyaris tak pernah di buka. Kecuali pada saat sholat Jum’at, sholat hari raya dan peringatan hari hari besar Islam. Delapan pintu lain nya di tempatkan di sisi kanan dan kiri. Delapan pintu tersebut berukuran sangat kecil. Di bandingkan ukuran normal sebuah pintu. Dan memaksa orang dewasa untuk menunduk saat akan masuk ke dalam mesjid. Meyimbolkan penghormatan dan merendahkan diri dan hati manakala memasuki masjid.

Baca Juga  Keraton Kasepuhan Cirebon Objek Utama Wisata Cirebon

5. Dua belas sokoguru.

Sejarah Mesjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon ini memiliki sokoguru tidak hanya empat tapi dua belas. Semua tiang tersebut terbuat dari kayu jati. Dengan diameter sekitar 60cm dan tinggi mencapai 14 meter. Mengingat usia nya yang sudah sangat tua. Seluruh sokoguru di dalam mesjid ini sudah ditopang dengan rangkaian besi baja. Untuk mengurangi beban dari masing masing pilar tersebut. Hanya saja kehadiran besi besi baja tersebut sedikit mengurangi estetika keaslian nya.

6. Zamzam nya Cirebon.

Di beranda samping kanan (utara) mesjid, terdapat sumur zam-zam. Atau Banyu Cis Sang Cipta Rasa yang ramai di kunjungi orang. Terutama pada bulan Ramadhan. Selain di yakini berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Sumur yang terdiri dari dua kolam. Ini juga dapat di gunakan untuk menguji kejujuran seseorang.

7. Dua Maksurah dan dua Mimbar.

Layaknya sebuah masjid kerajaan. Sejarah mesjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon juga di sedia kan tempat sholat khusus bagi keluarga kerajaan atau Maksurah. Berupa area yang di pagar dengan pagar kayu berukir. Ada dua Maksurah di dalam masjid ini. Satu maksurah di shaf paling depan sebelah kanan mihrab dan mimbar diperuntukkan bagi Sultan dan Keluarga keraton Kasepuhan. Serta satu Maksurah di shaf paling belakang di samping kiri pintu utama. Di peruntukkan bagi Sultan dan keluarga keraton Kanoman.

Baca Juga  Tempat Petilasan Sunan Kalijaga Di Jawa Barat Cirebon

8. Dibangun sebagai pasangan Masjid Agung Demak.

Konon Mesjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon di bangun sebagai pasangan dari Mesjid agung Demak. Pada saat pembangunan Mesjid Agung Demak, Sunan Gunung Jati meminta izin untuk membangun pasangannya di Cirebon. Bila Mesjid Agung Demak di bangun dalam watak arsitektur Maskulin. Maka mesjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dibangun dalam watak Arsitektur Feminim.

9. Tujuh Muazin Azan Bersamaan.

Hanya ada di mesjid ini tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan. Dan di kenal sebagai azan pitu. Konon pada zaman dahulu nya menjelang sholat subuh mesjid ini di ganggu oleh Aji Menjangan Wulung. Yang datang menebarkan petaka. Beberapa muazin yang mencoba mengumandangkan azan tewas di hajar oleh-nya. Untuk mengusir Aji Menjangan Wulung Sunan memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan. Hingga kini azan pitu tetap dilaksanakan di mesjid ini sebagai azan menjelang sholat Jum’at oleh tujuh muazin sekaligus dalam pakaian serba putih.

10. Tak tersentuh bom.

Sejarah Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Kisah tutur dari orang orang tua. Di masa penjajahan berulang kali pasukan Belanda dengan sengaja menarget masjid ini dengan bom. Namun tak pernah berhasil. Bom bom tersebut justru menghantam obyek yang lain. Di bulan Februari 2010 lalu kembali menjadi target. Usaha pengeboman oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Ust. Rahmad salah satu pengurus masjid menemukan bungkusan bom rakitan tersebut di dalam masjid sehari setelah puncak perayaan maulid Nabi. Dan syukur Alhamdulilah bom rakitan tersebut tidak meledak meski ada indikasi bahwa pemicunya sudah dinyalakan.