Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon.

Stasiun Cirebon merupakan sebuah stasiun kereta api yang terletak di Jl. Siliwangi, Kejaksan, Cirebon. Karena terletak di kelurahan Kejaksan.

Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon terkadang di sebut juga Stasiun Kejaksan. Stasiun yang terletak di Daerah Operasi III Cirebon ini terletak pada ketinggian 4 m di atas permukaan laut.

Sejarah Stasiun Kejaksan Cirebon gaya arsitektur bangunan nya merupakan perpaduan dari ciri arsitektur lokal dengan pengaruh aliran seni Art Deco.

Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon. Stasiun Cirebon di desain oleh Arsitek Belanda bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen. Dan di resmikan pada 3 Juni 1912. Saat itu bersamaan dengan di bukanya lintas milik SS Cikampek-Cirebon sejauh 137 kilometer.

Sebagaimana ciri khas bangunan batu yang berasal dari periode 1900-1920. Fasad atau tampak bangunan yang cukup menonjol adalah susunan simetris gedung.

Gaya arsitektur campuran art nouveau dengan art deco. Apabila dilihat sekilas, siluet bangunan terdiri dari dua menara. Dengan atap berbentuk piramida yang mengapit sebuah bagian atas bangunan utama.

Baca Juga  Gedung BAT Di Cirebon ( British American Tobacco )

Sejarah Stasiun Kejaksan Cirebon.

Pada zaman kolonial, pelayanan penumpang dan barang masih dalam satu stasiun. Tetapi di pisahkan oleh dua loket. Di bagian kiri khusus penumpang dan sebelah kanan untuk bagasi. Oleh sebab itu Sejarah Stasiun Cirebon dahulu ada tulisan KAARTJES (karcis) di sebelah kiri. Dan BAGAGE (bagasi) di sebelah kanan.

Pada bagian muka sebelah atas menara dan bangunan utama di buat deretan jendela kaca persegi. Terbuat dari kaca patri berwarna-warni. Dan di lengkapi sejumlah roster atau lubang ventilasi.

Selain untuk keindahan, kaca patri juga berfungsi sebagai penerangan alami. Ketika cahaya matahari masuk ke dalam. Sedangkan pada malam hari pencahayaan bersumber dari lampu gantung antik yang terletak di tengah ruangan.

Gaya ukiran Art Deco Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon tampak terlihat di bagian ujung puncak dinding atap bagian depan. Yang di hiasi dengan ornamen mahkota.

Pada saat di resmikan, pintu masuknya berupa empat lubang pintu melengkung (busur panah). Untuk memberikan karakter kuat dari ciri hiasan yang sedang tren.

Baca Juga  Gedung Negara Karesidenan Cirebon Tetap Terjaga Keasliannya

Pada masa itu di beri semacam tonjolan garis yang membingkai lubang pintu dan dinding pembatas antar ruang. Loket penjualan karcis terletak di dalam bangunan utama yang terhubung langsung dengan gerbang depan.

Ruangan di depan loket berupa ruang dengan plafon tinggi sehingga berkesan luas. Jalur 1 dan 2 beserta emplasemennya dinaungi kanopi lebar yang menggunakan rangka atap baja.

Sebagai Transportasi Pengangkut Tebu

Sejak pabrik pengolahan tebu pertama kali didirikan pada 1813 di Tegal. Industri gula yang berkembang terus menyebar hingga ke wilayah Cirebon. Sebelum politik Tanam Paksa diterapkan pada 1830.

Wilayah Cirebon sudah menjadi salah satu sentra perkebunan gula di Jawa. Walaupun saat itu kereta api belum diperkenalkan. Jalan rel bertenaga hewan ternak sudah di pasang. Dari pelosok-pelosok perkebunan tebu untuk mengangkut hasil panen menuju pabrik gula.

Sampai akhir abad ke-19 di wilayah Cirebon saja sudah lebih dari sepuluh pabrik gula berdiri. Dan membuka peluang bisnis angkutan gula lewat kereta api.

Meski demikian perusahaan kereta api negara Staatsspoorwegen (SS) baru mengembangkan eksploitasi rel kereta api nya di Cirebon pada 1911. Peristiwa itu diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon. Pada lintas Batavia-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya.

Baca Juga  Bank Indonesia Di Cirebon Gedung De Javasche Bank ( Gedung BI )

Sejarah Gedung Stasiun Kejaksan Cirebon awalnya tidak melayani tujuan Semarang-Surabaya. Karena jalurnya tidak tersambung dengan rel milik perusahaan kereta api swasta Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) di Stasiun Cirebon Prujakan.

Setelah melalui kesepakatan, rel antara Stasiun Cirebon SS (Kejaksan) dapat terkoneksi dengan Stasiun Cirebon SCS (Prujakan) pada 1 November 1914. Tetapi hubungan nya pun hanya antar dua stasiun untuk kepentingan transit penumpang.

Semua kereta api SS termasuk kereta api malam “Java Nacht Express” rute Batavia-Surabaya harus berbelok ke arah jurusan Kroya. Sedangkan penumpang yang akan menuju Semarang (lurus) wajib ganti kereta api yang dilayani oleh SCS di Stasiun Cirebon.

Selama zaman Revolusi Kemerdekaan 1945-1949, Stasiun Cirebon selalu menjadi tempat transit untuk semua jenis Kereta Luar Biasa (KLB). Mulai dari Presiden Soekarno yang memberikan pidato di depan masyarakat. Pidato Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sampai Perdana Menteri Sjahrir untuk menjemput rekannya sebelum meneruskan perjalanan.